Jurusan : D4-Hotel Management
NIM : 2011145002
A. Tips Mendisiplinkan Karyawan
1--Jangan menegur tanpa persiapan.
Anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat. Tanpa itu, anda akan dianggap berlaku semena-mena. Segera setelah anda mendapatkannya, tentukan waktu dan tempat untuk membahas masalah ini. Namun jangan mencari-cari kesalahanorang lain hanya karena anda merasa ingin menegur.
2--Tegur segera setelah terjadinya pelanggaran.
"Tempalah besi selagi panas". Jangan habiskan waktu untuk mencari semua bukti. Ini bukan sidang pengadilan yang mengancam pesakitan masuk penjara.
Asal anda memiliki alasan dan informasi yang akurat, ditambah keyakinan diri, maka sudah cukup untuk menegur. Tugas anda adalah meluruskan perilaku.
3--Lakukan secara pribadi.
Jangan wakilkan pada orang lain. Berbicaralah empat mata. Dari pribadi ke pribadi, namun jangan masukkan ke dalam hati. Pilihlah tempat yang melindungi privacy. Bersikaplah profesional. Jangan buat ia merasa dipermalukan di depan orang lain.
4--Berikan teguran dalam keadaan tenang.
Tenangkan diri anda. Jangan menegur dalam keadaan penuh emosi. Kemarahan malah bisa memperburuk keadaan. Orang akan lebih mempercayai anda bila mereka merasa anda sedang berusaha menolong.
5--Fokuskan pada persoalan.
Bahas perilakunya, bukan orangnya. Sebagai contoh, jangan katakan, "Kamu terlambat lagi. Kamu malas." Namun katakan, "Keterlambatan anda sungguh tak bisa diterima." Selain itu, jangan campur adukkan dengan hal-hal lain yang tak anda sukai dari orang itu. Fokuskan pada kesalahannya saat itu. Tak perlu mengungkit-ungkit yang sudah lampau. Ini bisa memberi kesan anda seorang pendendam.
6--Berilah kesempatan pada mereka untuk mengutarakan persoalannya.
Galilah inti permasalahannya. Dengarkan baik-baik agar anda bisa mencari pemecahan bagi dirinya. Sekali lagi, tunjukkan sikap untuk menolong mereka, bukan menghukum mereka.
7--Sampaikan apa yang anda inginkan dan nasehat.
Orang perlu jalan keluar. Jangan cuma menegur, berikan nasehat dan upaya perbaikan. Beritahu apa yang anda inginkan. Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan lagi hanya karena mereka tak tahu apa keinginan anda.
8--Buatlah komitmen perbaikan bersama
Tunjukkan kepercayaan, bahwa anda dan dia bisa memperbaiki keadaan lebih baik. Tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguran ini dengan salin pengertian dan tak menimbulkan konflik berkepanjangan. Segera lupakan bagian-bagian "keras" yang mungkin terjadi selama pembicaraan. Lebih lanjut, carilah kesempatan agar anda bisa melihat perbaikan yang dilakukan.
9--Tegakkan peraturan dengan bersikap konsisten, tegas dan adil
Teguran akan berdampak lama bila anda bersikap adil dan tegas pada seluruh karyawan. Bila anda hanya menegur orang-orang tertentu, sedangkan orang lain yang juga melakukan kesalahan mendapat teguran, maka anda akan dicap tidak adil dan pilih kasih.
Anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat. Tanpa itu, anda akan dianggap berlaku semena-mena. Segera setelah anda mendapatkannya, tentukan waktu dan tempat untuk membahas masalah ini. Namun jangan mencari-cari kesalahanorang lain hanya karena anda merasa ingin menegur.
2--Tegur segera setelah terjadinya pelanggaran.
"Tempalah besi selagi panas". Jangan habiskan waktu untuk mencari semua bukti. Ini bukan sidang pengadilan yang mengancam pesakitan masuk penjara.
Asal anda memiliki alasan dan informasi yang akurat, ditambah keyakinan diri, maka sudah cukup untuk menegur. Tugas anda adalah meluruskan perilaku.
3--Lakukan secara pribadi.
Jangan wakilkan pada orang lain. Berbicaralah empat mata. Dari pribadi ke pribadi, namun jangan masukkan ke dalam hati. Pilihlah tempat yang melindungi privacy. Bersikaplah profesional. Jangan buat ia merasa dipermalukan di depan orang lain.
4--Berikan teguran dalam keadaan tenang.
Tenangkan diri anda. Jangan menegur dalam keadaan penuh emosi. Kemarahan malah bisa memperburuk keadaan. Orang akan lebih mempercayai anda bila mereka merasa anda sedang berusaha menolong.
5--Fokuskan pada persoalan.
Bahas perilakunya, bukan orangnya. Sebagai contoh, jangan katakan, "Kamu terlambat lagi. Kamu malas." Namun katakan, "Keterlambatan anda sungguh tak bisa diterima." Selain itu, jangan campur adukkan dengan hal-hal lain yang tak anda sukai dari orang itu. Fokuskan pada kesalahannya saat itu. Tak perlu mengungkit-ungkit yang sudah lampau. Ini bisa memberi kesan anda seorang pendendam.
6--Berilah kesempatan pada mereka untuk mengutarakan persoalannya.
Galilah inti permasalahannya. Dengarkan baik-baik agar anda bisa mencari pemecahan bagi dirinya. Sekali lagi, tunjukkan sikap untuk menolong mereka, bukan menghukum mereka.
7--Sampaikan apa yang anda inginkan dan nasehat.
Orang perlu jalan keluar. Jangan cuma menegur, berikan nasehat dan upaya perbaikan. Beritahu apa yang anda inginkan. Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan lagi hanya karena mereka tak tahu apa keinginan anda.
8--Buatlah komitmen perbaikan bersama
Tunjukkan kepercayaan, bahwa anda dan dia bisa memperbaiki keadaan lebih baik. Tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguran ini dengan salin pengertian dan tak menimbulkan konflik berkepanjangan. Segera lupakan bagian-bagian "keras" yang mungkin terjadi selama pembicaraan. Lebih lanjut, carilah kesempatan agar anda bisa melihat perbaikan yang dilakukan.
9--Tegakkan peraturan dengan bersikap konsisten, tegas dan adil
Teguran akan berdampak lama bila anda bersikap adil dan tegas pada seluruh karyawan. Bila anda hanya menegur orang-orang tertentu, sedangkan orang lain yang juga melakukan kesalahan mendapat teguran, maka anda akan dicap tidak adil dan pilih kasih.
B. B. Disiplin Salah satu Faktor Keberhasilan
Sukses adalah hasil dari berbagai aspek seperti kerja keras, kepandaian, rencana dan pelaksanaan yang hati-hati, serta, sedikit keberuntungan. Di samping itu, sukses juga ditentukan oleh displin atau tidaknya seseorang meraih segala sesuatu dan ‘meletakkan sesuatu di tempat yang layak’.
Tanpa disiplin, seseorang tak akan mampu menyelesaikan segala apa yang telah direncanakannya. Dia tak akan mampu melakukan sebuah strategi secara berkesinambungan untuk meraih tujuan jika tidak punya disiplin. Disiplinlah yang membuat kita berada on track, tak peduli seberapa berat yang dihadapi. Orang yang disiplin tahu apa saja yang perlu dilakukan dan berfokus pada hal itu.
1. Dimulai pagi hari
Sebetulnya, disiplin tidak usah dibicarakan terlalu muluk. Secara sederhana, sejak pagi dimulai, kedisiplinan tanpa sadar sudah menyertai. Bangun pukul sekian, mandi, kemudian berangkat dari rumah, adalah contoh kecil tentang disiplin.Banyak orang sukses akan setuju bila faktor disiplin disertakan sebagai salah satu resep keberhasilan mereka. Bila kita bangun dengan kaki yang salah misalnya, sebagai akibatnya kita merasa tidak enak badan, bisa dipastikan bahwa hari itu kita akan lebih tidak produktif ketimbang hari-hari di mana segala sesuatunya berjalan lancar.Kiat penting untuk mengoptimalkan pagi hari adalah dengan membuat semacam rutinitas kecil. Bangunlah di waktu-waktu yang sama – misalnya pukul 5-6 pagi (bukannya bisa bangun jam lima, bisa juga jam sepuluh nanti), dan kerjakan hal-hal kecil yang efisien, seperti menyiapkan pakaian, atau memanaskan mobil, dan sebagainya. Jangan lupa pula sarapan pagi untuk memberi energi.
2. Optimalkan waktu kerja
Disiplin tak terlepas dari optimalisasi waktu kerja. Kalau di waktu kerja kita cenderung bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan sebangsa, kapan kesuksesan itu bakal muncul? Singgah saja pun jangan-jangan tak sudi.Untuk itu, agar kedisiplinan kita berjalan teratur, buatlah daftar tugas setiap hari. Kita bisa membaginya dalam beberapa periode, tergantung dari rutinitas atau proyek yang sedang dikerjakan.Dengan menuliskan manajemen waktu, kita bisa membayangkan segala tujuan, dan kemudian mengukur efisiebsi kerja kita sendiri. Selain itu, kita juga bisa tahu sebanyak apa kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu. Dengan melihat hasilnya, kita juga bisa tahu apakah target yang kita tentukan itu gagal atau tidak. Kalau iya, apakah hal itu disebabkan rencana yang tidak layak, atau karena terinterupsi oleh orang lain, atau karena kita sendiri yang tidak disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal.
3. Seberapa lama ketahanan tubuh ?
Setiap orang tentu punya ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Ada orang yang tahan bekerja di depan komputer sampai 8-10 jam, ada juga yang tidak. Ukurlah hal ini, lalu terapkan pada daftar tugas.Misalnya, kalau kita tahu bahwa kita cuma tahan bekerja selama lima jam saja pada hari Jumat – karena harus ke mesjid atau kita sudah terlalu bosan di kantor, maka optimalkan saja kerja lima jam itu. Jam kerja lainnya kita isi dengan kegiatan yang menghibur. Sebab, kalau dipaksakan bekerja sampai 10 jam misalnya, tapi hanya dengan 50% kapasitas kita, itu cuma buang-buang waktu.
4. Pikiran sehat terdapat dalam tubuh yang sehat
Ini sudah jelas ada dalam buku sekolah anak SD. Dan tak usah diperdebatkan lagi, bila kondisi fisik kita prima, kita juga akan bekerja lebih baik ketimbang ketika kita sakit. Karena itu, jagalah selalu kesehatan.
5. Seimbangkan kerja dengan hiburan
Catat bahwa kerja hanyalah satu bagian dalam hidup kita. Bila kita meninggalkan kantor, tinggalkan. Jangan bawa dalam pikiran kita, karena seharusnya bagian lain dalam hidup kita yang mengambil alih. Untuk itu, cobalah berdisiplin untuk membagi segala sesuatunya dengan layak.
Sukses bukan cuma di karir saja, tapi dalam kehidupan pribadi kita sendiri. Di sinilah disiplin mengelola hidup kita akan memberikan hasil. Percayalah, hidup ini jauh lebih bermakna ketimbang sekadar mencari uang.
C. Contoh kedisplinan dalam organisasi
Apa jadinya jika kedisiplinan dalam sebuah organisasi itu banyak dilanggar? Secara singkat kita bisa menjawab bahwa dalam organisasi tersebut nanti akan terjadi kesemrawutan di internal organisasi sendiri dan sudah bisa dipastikan bahwa kalangan eksternal organisasipun akan melihat organisasi tersebut tidak sehat. Dan akhirnya organisasi tersebut kurang disegani dan untuk mendapatkan relasi kerjasamapun nantinya akan terhambat dan munculah berbagai hambatan yang lainnya dalam organisasi tersebut.
Sebelumnya kita harus ingat bahwa Organisasi merupakan wadah sebuah kelompok yang mempunyai anggota dimana mereka mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai aturan-aturan yang musti harus dipatuhi oleh para anggotanya. Jadi bisa dikatakan bahwa nama baik sebuah organisasi itu tidak hanya bergantung dari satu orang yang tergabung dalam organisasi tersebut katakanlah seorang pemimpin organisasi tersebut misalnya. Namun semua anggota yang ada disana juga mempunyai andil dalam membangun organisasi tersebut.
Kedisiplinan dalam organisasi akan terbangun bukan hanya membutuhkan satu orang anggota saja yang menjalankan aturan-aturan dalam organisasi. Akan tetapi memang untuk membangun kedisiplinan organisasi itu harus juga diawali dari masing-masing individu dari anggota yang tergabung dalam organisasi itu.
Satu yang perlu diingat bahwa didunia ini tidak ada satu orangpun yang sempurna jadi wajar jika tiap orang itu mempunyai kesalahan yang bisa dikatakan melanggar kedisiplinan organisasi. Akan tetapi kewajaran kesalahan itu juga ada batasnya bukan menjadi kebiasaan masing-masing individu untuk terus-menerus melakukan kebiasaan buruknya yang nanti akan mengangcurkan organisasi tersebut. Nah untuk itu untuk membangun kedisiplinan organisasi itu mesti dimulai bersama-sama dari semua anggota organisasi tersebut tapi juga membutuhkan orang yang memanagement jalannya kedisiplinan organisasi.
Untuk bisa menjalankan kedisiplinan dalam organisasi itu membutuhkan sanksi indisipliner. Sanksi indisipliner itu dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai atau anggota organisasi tersebut bukan dimaksudkan untuk menyakiti individu. Tindakanindisipliner hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat mematuhi peraturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan secara langsung. Oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.
Prinsip-prinsip Disiplin
Pemimpin mempunyai perilaku positif
Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan harapan staf.
Penelitian yang Cermat
Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya.
Kesegeraan
Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.
Lindungi Kerahasiaan (privacy)
Tindakan indisipliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang santai dan tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya.
Fokus pada Masalah
Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.
Peraturan Dijalankan Secara Konsisten
Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar
Fleksibel
Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang pegawai telah dianalisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi.
Mengandung Nasihat
Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.
Tindakan Konstruktif
Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami perilakunya bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat merubah perilakunya sehingga tindakan indisipliner tidak terulang lagi.
Follow Up (Evaluasi)
Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner.
Untuk membangun kedisiplinan organisasi sendiri ada beberapa tahapan yang harus dijalankan. Yang pertama melalui teguran lisan. Teguran ini dimaksudkan agar anggota organisasi tidak melakukan kesalahannya berulang kembali. yang kedua, adalah teguran dalam bentuk tertulis. Hal ini dilakukan jika peringatan pertama tidak diindahkan atau kesalahan pegawai atau anggota diulang kembali. Jika sudah dilakukan perinngatan kedua pegawai atau anggota organisasi tersebut masing mengulangi kesalahan yang sama maka tindakan ketiga atau yang terakhir harus dijalankan.
Tindakan ketiga adalah skorsing terhadap orang tersebut. Skorsing sendiri diambil harus melalui rapat pimpinan organisasi tersebut bersama pengurusnya. Skorsing sendiri wujudnya bisa bermacam-macam berdasarkan tingkat kesalahan yang dibuat anggotanya. Bisa menggunakan metode mutasi, penurunan pangkat, pemotongan gaji maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Tindakan ketiga adalah skorsing terhadap orang tersebut. Skorsing sendiri diambil harus melalui rapat pimpinan organisasi tersebut bersama pengurusnya. Skorsing sendiri wujudnya bisa bermacam-macam berdasarkan tingkat kesalahan yang dibuat anggotanya. Bisa menggunakan metode mutasi, penurunan pangkat, pemotongan gaji maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).